FAQ
- CBM Additive & CBM Flow
- Apakah perbedaan CBM Additive dan CBM Flow?
- Apakah CBM Additive dapat digunakan untuk bermacam-macam fungsi adukan?
- Bagaimana cara penggaplikasian CBM Additive / CBM Flow yang benar?
- Bagaimana cara menghitung penggunaan CBM Additive / CBM Flow yang diperlukan dalam komposisi adukan?
- Apakah produk CBM Additive / CBM Flow dapat dicampur dengan produk waterproofing?
- Apa saja faktor yang mempengaruhi mutu kekuatan beton (daya tekan beton)?
- Apakah CBM Additive / CBM Flow dapat digunakan untuk ready mixed ataupun mortar?
- Bagaimana jika mendapatkan kualitas material untuk beton yang kurang baik?
- Apakah CBM Additive / CBM Flow dapat digunakan untuk memperbaiki rembesan / kebocoran?
- Apakah CBM Additive bisa meningkatkan kekuatan jika semen yang digunakan adalah semen putih?
- Apakah CBM Additive dapat digunakan untuk pengecoran dalam air?
- Apa yang dimaksud dengan built in waterproofing dan plasticizer dalam CBM Additive / CBM Flow?
- AF21c
Apakah perbedaan CBM Additive dan CBM Flow?
ANSWER :
CBM Additive diciptakan untuk berbagai fungsi, sedangkan CBM Flow lebih fokus untuk campuran beton. Kedua produk ini mempunyai kemampuan yang sama seperti:
- Meningkatkan kekuatan tekan beton hingga 45%.
- Mencapai target kuat tekan beton lebih awal (early strength) 7-14hari.
- Compatible terhadap semua jenis semen dan mortar.
- Berfungsi sebagai built in waterproofing.
Di sisi yang lain kedua produk ini mempunyai karakter yang berbeda seperti:
- CBM Additive mempercepat setting time hingga 30menit, sedangkan CBM Flow justru memperlambat waktu setting hingga 4jam.
- CBM Flow menghemat penggunaan air untuk campuran beton hingga 30% sehingga water cement ratio menjadi lebih baik, sedangkan CBM Additive menggunakan air secara normal.
- CBM Flow membuat adukan beton menjadi sangat aktif dan mengalir, sehingga dapat mengurangi resiko keropos beton pada bagian yang rapat besi ataupun sulit dijangkau, sedangkan CBM Additive bekerja secara normal.